Setelahsampai pada pertemuan 2 lautan 37, nabi Musa as merasa lapar dan menyuruh muridnya 38 untuk membawa bekal tersebut, tetapi lauk ikan yang dibawa dapat keluar dengan cara khariqul adat yaitu terbentuk terowongan bekas jalan yang telah dilalui ikan itu. Nabi Musa as mengambil kesimpulan bahwa itulah jalan yang beliau tuju. KisahGus Dur Bertemu Nabi Khidir, Bersama Kyai Asad. December 30, 2019. Amar Maruf Nahi Munkar Artinya Bukan Kekerasan. December 29, 2019. Penyerangan Terhadap Seif Alwi, MENUNGGU SIKAP TEGAS PBNU. December 05, 2019. Radikalisme Agama Di Indonesia. December 31, 2019. Soal Gus Muwafiq bilang rembes. GusDur Mìrìp Nabi Khidir ìnì Kìsàhnyà#NabiKhidir#SunanGusDurtonton juga:Kisah Gus Dur Miliki Ilmu Ladunni Bertemu Nabi Khidir As Pesanini bermula ketika ia mengantarkan tamu, seorang seniman asal Kudus, untuk bertemu Gus Dur, dengan maksud mencari dukungan dalam pembangunan Taman Budaya Kudus. Kisah mimpi yang sangat terkenal dalam al Qur'an adalah kemampuan Nabi Yusuf dalam menafsirkan mimpi Fir'aun, tentang tujuh ekor sapi gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor AbdulHamid dengan Nabi Khidir AS | Nahdlatul Ulama Kota Madiun. Kisah Pertemuan KH. Abdul Hamid dengan Nabi Khidir AS. Di kalangan ahli tarekat, terdapat kepercayaan bahwa Nabi Khidir masih hidup, dan akan terus hidup sampai kiamat datang. Dinamakan Khidir karena kedatangannya selalu membawa kehijauan di sekitarnya. Durrahmanmemang tak banyak bertemu Gus Dur. Tak pernah tahu tentang teori politik, toleransi, dan humanisme. Tetapi teladan Gus Dur itu akan terus diwariskan kepada anak cucunya. Bahwa harga diri itu tak lebih penting dari cinta kepada manusia yang lain. Catatan: Terlalu banyak kisah Gus Dur di Sumenep. . Nabi Khidir لخضر, Khadr, Khadr merupakan salah satu Nabi yang diyakini masih hidup hingga saat ini. Namun, keberadaannya selalu misterius. Hanya beberapa orang saja yang pernah bertemu dan mendapat pelajaran dari Nabi Khidir, seperti cerita populer tentang perjumpaannya dengan Nabi tentang asal usul Nabi Khidir banyak versinya. Ada yang menyebutkan Nabi Khidir putra Nabi Adam AS yang diciptakan dari tulang iganya. Ada juga yang mengatakan dia cucu Nabi Harun AS. Menurut jumhur ulama, Nabi Khidir masih hidup dan tidak akan meninggal hingga kiamat tiba, namun tak berarti Nabi Khidir kekal lantaran dia tetap meninggal dunia sehingga tak bersambung dalam masa kehidupan dunia dan dari buku Ma'ariful Auliya 82 Kisah Hikmah dari 60 Kekasih Allah karya Muhammad Khalid Tabits, selain Nabi Musa berikut deretan orang-orang yang pernah bersua dengan Nabi Ali Zainul AbidinNabi Khidir selalu datang kepada Ali Zainul Abidin, cucu Nabi Muhammad SAW. Abu Hamzah al-Tsamali meriwayatkannya, sebagaimana dilansir oleh Abu Nuaim dalam kitab Hilyat al-Auliya. Dalam riwayat tersebut Abu Hamzah berceritaAli Zainul Abidin sempat bertemu Nabi Khidir, ketika dia sedang bersedih. Ali merasa takut karena hidup di dunia dan entah apa yang terjadi ketika sudah di akhirat pun tiba-tida didatangi oleh seorang pria tampan berpakaian rapi dan indah. Lalu pria itu bertanya pada Ali, mengapa dia bersedih? "Wahai Ali ibn al-Hasan, mengapa kau terlihat sedih dan tertekan? Apakah karena dunia? Ia adalah rezeki yang ada. Dimakan oleh orang baik dan orang jahat'"Aku Menjawab, "Bukan karena dunia aku bersedih, karena dunia seperti yang kau takutkan,""Apakah karena akhirat? Ia adalah jani yang pasti. Urusan di dalamnya ditetapkan oleh Raja Yang Maha Kuasa?" tanya nya lagi."Bukan karena itu aku bersedih, karena akhirat seperti yang engkau sampaikan," jawabku. Saat itu Ali tajut sekali akan fitnah yang berasal dari Ibnu al-Zubair. Kemudian pria itu menegaskan akan kuasa Allah yang selalu melindungi dan mengabulkan setiap permintaan pria itu pergi dan menghilang. Lalu ada yang memberi tahu Ali, bahwa pria yang menyambanginya tadi adalah Nabi Muhriz ibn KhalafMuhriz ibn Khalaf adalah seorang sastrawan. Syekh Muhriz ibn Khalaf bertemu dengan Nabi Khidir, sebagaimana diriwayatkan oleh banyak orang, salah satunya oleh Abu al-Thahir al-Farisi dengan sanad dari al-Dasturi al-Qathan al-Abid. Al-Qathan menceritakanKetika Al-Qathan sedang mencari sejumlah buku di Tunis, kemudian ia datang ke masjid. Di sana ia bertemu dengan saudara sastrawan, yaitu Muhriz ibn Khalaf. Dia pun menanyakan keberadaan seorang sastrawan tersebut. Lalu ada yang mengatakan bahwa dia sastrawan ada di sebuah masjid, dan sedang berbicara bersama seorang pria tidak pun segera menyalakan lampu, lalu menghampiri Syekh Muhriz untuk mencari tahu siapa sebenarnya pria yang sedang bersamanya itu. Anehnya ketika dia mendekati masjid, tiba-tiba lampu padam. Lalu menyalakan lagi hingga tiga sang sastrawan pun mengatakan pada Al-Qathan, jika pria tadi yang bersama Muhriz sudah keluar. Qathan pun bertanya pada Muhriz, dan bila tidak memberitahunya maka dia akan menyebarkannya. Muhriz pun akhirnya mengatakan, "itu adalah Abu al-Abbas al-Khadir."3. Syekh Ibrahim al-KhawashSebagaimana telah diriwayatkan oleh al-Khatib al-Baghdadi sepulang dari sebuah perjalanannya, Syekh Ibrahim al-Khawash pernah ditanya, "apa yang engkau alami selama perjalanan?". Kemudian dia Syekh Ibrahim al-Khawash menjawab, bahwasannya dia sempat terjatuh karena tiba-tiba datang seorang pria tampan berbaju bagus, menunggangi kuda dan memberikannya air. Hingga akhirnya Syekh Ibrahim al-Khawash tidak mearasa kehausan lagi. Setelahnya, pria itu menawarinya naik ke atas kuda. Tanpa disadari, dia sudah ada di sebuah di dataran itu bertanya,"apa yang kau lihat?" dia menjawab "Kota Madinah" Pria itu meminta Syekh Ibrahim al-Khawash untuk turun dan berkata "Turunlah dan sampaikan salam dariku untuk Rasulullah SAW. Ucapkan olehmu, saudaramu Khadir menyampaikan salam kepadamu,"4. Imam Ahmad ibn HanbalImam Ahmad ibn Hanbal juga salah seorang yang pernah ditemui oleh Nabi Khidir. Diriwayatkan oleh Ibnu Abu Ya'la dalam Thabaqat al-Hanabilah dari Abu al Thayyib dari Abu al-Qasim al Baghawi. Dalam kisah Abu Al-Qasim al Baghawi menuturkan bahwa Imam Ahmad Habal bercerita kepada hari Abu Al-Qasim al Baghawi sedang mengantar seseorang yang akan berhaji hingga ke wilayah al-Qadisiyyah. Dari situlah dia memiliki keinginan untuk menunaikan ibadah haji. Namun sayang, dia mempertimbangkan karena keadaannya. Saat itu dia hanya memiliki bekal lima dirham ada seorang pria menghampirinya dan berkata "Wahai Abu Abdullah, nama besar dan niat yang lemah telah menghalangimu untuk berhaji," Lalu Abu Al-Qasim menjawab, "Iya, demikian adanya.""Apakah kau ingin menemaniku?" kata pria itu. lalu Abu Al-Qasim menjawab, "Mau,". Kemudian dia ikut bersama pria itu, menjauh dari rombongan. Ketika waktu istirahat tiba, yaitu antara isya dan sahur mereka pun singgah di suatu tempat. Pria ini menawarinya sebuah makanan, tentunya Abu Al-Qasim tidak itu memintanya untuk bangun, dan diperlihatkan makanan lezat seperti roti, sayuran dan daging yang siap disantap. Sedangkan pria itu tidak ikut makan. Setelah beberapa lama singgah di tempat lainnya, tiba-tiba pria itu al-Thayyib bertanya kepada Abu Al-Qasim al Baghawi, "Apakah engaku mengetahui pria tersebut?" al Baghawi menjawab. "Aku mengira ia adalah Khidir Bisyr al-HafiKetika Bisyr memasuki rumahnya, tiba-tiba di dalam ada seorang pria bertubuh tinggi sedang salat. Setelah dia melihatnya, lalu orang itu memberi salam dan langsung berkata "Aku adalah Khidir," Kemudian Bisyr pun berkata, "Ajarilah sesuatu yang bermanfaat untukku,"Pria itu menjawab, "Ucapkanlah Aku memohon ampun kepada Allah dari setiap perjanjian yang aku langgar dan dari setiap nikmat yang aku pergunakan untuk bermaksiat kepada-Nya,". Kemudian ada kejadian lainnya, dia meminta Nabi Khidir mendoakannya, "Semoga Allah menutupi ketaatan itu untukmu," kata Syekh Zakariya al-AnshariSyekh Zakariya al-Anshéri bercerita Pada suatu waktu, saudaraku Syekh Ali aI-Nabtaini bcrkumpul dengan Nabi Khidir. Syekh Ali al-Nabtaini itu bertanya kepadanya. “Apa yang kau katakan tentang Syekh Yahyé aLManaM?”Nabi Khidhir menjawab, “Tidak ada masalah.”Syekh Ali al-Nabtaini itu bertanya lagi, “Bagaimana dengan iman?”“Tidak ada masalah’“Bagaimana dengan Syekh Zakariya?”“Tidak ada masalah. Hanya saja ia berjiwa kecil.”Syekh Zakariya melanjutkan, “Ketika Syekh Ali al-Nabta’mi mengirim utusan dan menyampaikan kabar itu kepadaku, hatiku seakan sempit. Aku tidak mengetahui apa yang dimaksud oleh Nabi Khidir dengan jiwa kecil’.Aku kemudian mengirim utusan untuk meminta penjelasan soal ungkapan itu. Setelah ditanyakan, Nabi Khidhir menjawab, jika mengutus seseorang untuk utusan sesuatu, ia Syekh Zakariya selalu mengatakan, Syekh Zakariya berkata kepadamu.’ Artinya, ia menyebut dirinya sendiri sebagai syaikh” Ilustrasi Kisah Nabi Khidir dan Hikmahnya bagi Umat Muslim. Sumber pixabayKisah Nabi Khidir dan Nabi Musa adalah salah satu kisah Nabi dan Rasul yang terkenal dan memiliki hikmah dalam ceritanya. Kisah tersebut dapat diceritakan kepada anak-anak sebagai kisah teladan agar mereka dapat memetik pelajarannya dan meneladani sifat mulia Nabi dan Rasul. Ilustrasi Kisah Nabi Khidir dan Hikmahnya bagi Umat Muslim. Sumber pixabayKisah Nabi Khidir dan Nabi MusaBerikut ini adalah penjelasan mengenai kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa serta hikmahnya. Kisah ini berawal pada saat Nabi Musa berdiri di hadapana Bani Israil kemudian seseorang bertanya kepadanya, "Siapakah orang yang paling berilmu?" Kemudian Nabi Musa menjawab, "aku." Lalu turunlah peringatan dari Allah SWT, "Sesungguhnya di sisi-Ku ada seorang hamba yang berada di pertemuan dua lautan dan dia lebih berilmu daripada kamu."Nabi Musa pun bertanya siapa orang tersebut yang lebih berilmu dari dirinya dan di mana ia bisa menemui orang itu. Lalu Allah menjawab, "Bawalah bersama kamu seekor ikan di dalam sangkar. Sekiranya ikan tersebut hilang, di situlah kamu akan bertemu dengan hamba-Ku itu."Nabi Musa pun berangkat menemui orang tersebut bersama pembantunya. Setelah sampai di sana, ia bertemu dengan seorang laki-laki yang berdiri di batu tempat dua lautan bertemu. Orang itu kemudian dikenal sebagai Nabi Khidir. Nabi Musa kemudian mengutarakan keinginannya untuk berguru kepada Nabi Khidir. Namun Nabi Khidir mengatakan bahwa Nabi Musa tidak akan sabar jika bersamanya. Nabi Musa pun mengatakan, "Insya Allah akan engkau dapati aku orang yang sabar dan aku tidak akan menentangmu dalam urusan apapun." Nabi Khidir lalu mengizinkan Nabi Musa untuk berguru kepadanya, dengan syarat jangan menanyakan apapun sampai ia menjelaskannya sendiri kepada Nabi Musa. Mereka lalu melakukan perjalanan dengan menaiki sebuah perahu. Di tengah perjalanan, Nabi Khidir melubangi perahu tersebut sehingga tenggelam ke dasar air. Nabi Musa tidak mengerti apa yang dilakukan Nabi Khidir tersebut sehingga bertanya kepadanya. Nabi Khidir memperingatkan janji Nabi Musa di awal, Nabi Musa pun meminta maaf dan berjanji untuk tidak bertanya mereka melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan seorang anak muda. Nabi Khidir kemudian membunuh anak muda itu. Nabi Musa kembali menanyakan alasan Nabi Khidir, lagi-lagi Nabi Khidir memperingatkan janji Nabi Musa di awal. Nabi Musa lalu mengatakan, "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu setelah ini, maka jangan lagi engkau memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya engkau sudah cukup bersabar menerima alasan dariku."Perjalanan kemudian dilanjutkan hingga sampai di sebuah negeri. Mereka meminta dijamu oleh para penduduk negeri tersebut, namun mereka tidak mau melakukannya. Nabi Khidir kemudian memerintahkan Nabi Musa memperbaiki dinding suatu rumah yang rusak di daerah tersebut bersamanya. Lagi-lagi, Nabi Musa tidak kuasa untuk bertanya kepada Nabi Khidir. Nabi Khidir kemudian berkata, "Inilah perpisahan antara aku dengan engkau; aku akan memberikan penjelasan kepadamu atas perbuatan yang engkau tidak mampu sabar terhadapnya." Lalu, Nabi Khidir menjelaskan semuanya kepada Nabi tersebut adalah milik orang-orang miskin yang bekerja di laut. Nabi Khidir merusakkan perahu itu karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap muda itu kedua orangtuanya adalah orang-orang mukmin "dan kami khawatir bahwa dia akan mendorong kedua orangtuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Kemudian kami menghendaki, sekiranya Tuhan mereka menggantinya dengan seorang anak lain yang lebih baik kesuciannya daripada anak itu dan lebih sayang kepada ibu bapakya.Dinding rumah di kota itu adalah milik dua anak yatim, di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang shalih. "Maka Tuhanmu menghendaki agar keduanya sampai dewasa dan keduanya mengeluarkan simpanannya itu sebagai rahmat dari Tuhanmu. Apa yang kuperbuat bukan menurut kemauanku sendiri. Itulah keterangan perbuatan-perbuatan yang engkau tidak sabar kepadanya."Menurut buku 65 Cerita Teladan Sebelum Tidur oleh Sakha Aqila Mustofa 2008 81, hikmah dari kisah ini adalah bersabar. Bertindaklah penuh kesabaran karena sifat sabar adalah akhlah paling utama. Dalam menuntut ilmu dan belajar, sifat sabar paling Kisah Nabi Khidir dan Hikmahnya bagi Umat Muslim. Sumber penjelasan mengenai kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa yang penuh hikmah. Semoga kisah ini dapat memberi inspirasi kepada umat Muslim. IND 403 ERROR Request blocked. We can't connect to the server for this app or website at this time. There might be too much traffic or a configuration error. Try again later, or contact the app or website owner. If you provide content to customers through CloudFront, you can find steps to troubleshoot and help prevent this error by reviewing the CloudFront documentation. Generated by cloudfront CloudFront Request ID Nc7mcP0CwqpWzsOMmFDoOXeydkP02foT_G_pVTE_BAm-O_TUnEt4Uw== loading...Hadis-hadis tentang Nabi Khidir banyak diragukan keshahihannya. Foto/Ilustrasi Ist Banyak hadis yang disandarkan kepada Nabi SAW mengenai cerita bahwa Nabi Khidir masih hidup dan melakukan pertemuan dengan Nabi Yasa’, Nabi Muhammad SAW dan para sahabat Nabi, Umar bin Abdul Aziz dan satu hadis itu adalahعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم إِنَّ الْخَضِرَ فِي الْبَحْرِ وَالْيَسَعَ فِي الْبَرِّ ، يَجْتَمِعَانِ كُلَّ لَيْلَةٍ عِنْدَ الرَّدْمِ الَّذِيْ بَنَاهُ ذُوْ القَرْنَيْنِ بَيْنَ النَّاسِ وَبَيْنَ يَأْجُوْجَ وَمَأْجُوْجَ ، وَيَحُجَّانِ أَوْ يَجْتَمِعَانِ كُلَّ عَامٍ ، وَيَشْرَبَانِ مِنْ زَمْزَمَ شُرْبَةً تَكْفِيْهِمَا إِلَى قَابِلٍDari Anas bin Malik berkata Rasulullah SAW bersabda "Sesungguhnya Khidir di lautan dan Yasa’ di daratan, keduanya bertemu setiap malam di benteng yang dibangun oleh Dzulqarnain untuk menghalangi manusia dari Ya’juj dan Ma’juj. Keduanya menunaikan haji atau bertemu setiap tahun, dan keduanya minum air Zamzam yang mencukupi untuk tahun berikutnya. Baca Juga Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi dalam tulisannya berjudul "Misteri Kematian Nabi Khidhr" menyebut hadis tersebut adalah Maudhu. Diriwayatkan oleh Harits bin Abu Usamah dalam Musnadnya 2/866/no. 526 dari jalur Abdurrrohim bin Waqid, dari Qasim bin Bahron, dari Abaan dari Anas bin Rahimahullahu Ta’ala berkata dalam Ittihaf Khiyaroh al-Maharoh 9/187 “Sanad ini lemah karena sebagian perawinya tak dikenal.”Sedangkan Ibnu Hajar dalam al-Mathalib al-Aliyah 3/278 mengatakan “Lemah sekali.” Dalam al-Ishobah 2/432 dan az-Zahru Nadhir hlm. 107, beliau menjelaskan sebabnya “Abdurrohim dan Abaan adalah dua rowi yang ditinggalkan haditsnya.” Demikian juga dikatakan oleh as-Suyuthi dalam Jam’ul Jawami’ 1/194, dan as-Suyuthi juga berkata dalam ad-Durr al-Mantsur 4/240 “Dikeluarkan oleh Harits dengan sanad yang lemah sekali dari Anas.” Baca Juga As-Sakhawi dalam al-Maqashidul Hasanah mengatakan termasuk hadis yang lemah sekali tentang Khidir adalah hadis yang diriwayatkan Harits dalam Musnadnya dari Anas dari Nabi. Ditambah lagi, dalam sanadnya juga terdapat Qosim bin Bahron, dia adalah seorang pendusta.” Lihat Ta’liq Syaikh Masyhur bin Hasan terhadap kitab Dzul Qornain wa Saddu Shin hlm. 67 karya Muhammad Roghib ath-Thobbakh.Dan perlu ditegaskan bahwa semua hadits yang menjelaskan tentang kehidupan Nabi Khidir semuanya adalah tidak shahih sebagaimana ditandaskan oleh para ulama ahli hadis. Oleh karenanya, Syaikh al-Albani Rahimahullahu Ta’ala berkomentar tentang hadis ini “Hadis ini palsu, sama halnya seperti semua hadis-hadis yang menjelaskan hidupnya Khidir sebagaimana ditegaskan oleh para ulama peneliti seperti Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah .”Al-Hafizh Ibnul Qoyyim dalam Al-Manar al-Munif juga mengatakan seluruh hadis yang menyebutkan bahwa Khidir masih hidup dan bertemu dengan Nabi Muhammad SW , semuanya tidak ada yang shahih satu hadis pun.”Di tempat lain beliau berkata “Telah datang beberapa hadis tentang hidupnya Khidir, namun tak satu pun hadis tersebut shahih, seandainya bukan karena khawatir terlalu panjang niscaya kami akan memaparkannya dan menjelaskan keadaan para perawinya.” Baca Juga Sedangkan Al-Hafizh Ibnu Katsir dalam kitabnya "Al-Bidayah wa Nihayah" mengatakan setelah menyebutkan riwayat dan cerita tentang hidupnya Khidir “Semua hadis ini lemah sekali, tidak bisa dijadikan sandaran dalam agama, demikian juga cerita-cerita, tidak luput dari kelemahan dalam sanadnya.” Dalam kitabnya Ujalah Muntadhar fi Syarhi Halil Khidhr”, Abul Faroj Ibnul Jauzi telah mengupas hadis-hadis ini dan menjelaskan bahwa seluruhnya adalah maudhu’ palsu, demikian juga beliau menjelaskan kelemahan sanad atsar-atsar sahabat dan tabi’in secara bagus sekali. Baca Juga mhy

kisah gus dur bertemu nabi khidir